Manual Book Thermal Oil heater dan Kelebihannya

Bab 1               PENGERTIAN THERMAL OIL HEATER

Bab 2               PENGOPRASIAN DAN PEMELIHARAAN

Bab 3               PROSEDUR KESELAMATAN SAAT PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN

Bab 4               PENCEGAHAN KEBAKARAN, PEMADAMAN KEBAKARAN DAN PERALATANNYA

LAMPIRAN 

Instrument part user manual

KATA PENGANTAR 

THERMAL OILHEATER AMP
THERMAL OILHEATER AMP

Alhamdulillaah, dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’aalaa, instruction manual ini telah disusun guna memudahkan pengguna unit Thermal Oil Heater (TOH) PT Indira Dwi Mitra.

Kami berharap instruction manual book ini bisa menjadi pedoman bagi customer, terutama Operator yang akan menjalankan unit TOH ini. Pada setiap bab dijelaskan mengenai penjelasan- penjelasan unit, cara pengoprasian, pemeliharaan prosedur keselamatan dan lain-lain.

Besar harapan kami, Operator dapat menjalankan tugasnya sesuai prosedur keselamatan, karena “keselamatan kerja” harus menjadi prioritas untuk mencapai target yang diharapkan dari unit TOH.

Semoga bermanfaat.

BAB 1

PENGERTIAN THERMAL OIL HEATER

 UMUM 

  1. Thermal Oil Heater adalah jenis mesin transfer pemanas dengan mengunakan Thermal Oil Fluid (Oli mineral) sebagai media penghantar panas dan dapat bekerja sampai temperatur 320 °C atau lebih, sesuai spesifikasi Oli nya. Berbeda dengan steam yang mencapai tekanan 70 bar untuk pemakaian temperatur 285 °C, Thermal Oil Heater bekerja hanya pada tekanan pompa sirkulasinya saja sehingga lebih aman dan alat-alat yang membutuhkan pemanasan tidak perlu dirancang dengan konstruksi yang
  2. Umur kerja Thermal Oil Fluid (pada system TOH yang baik) umumnya lebih dari 5 tahun dan tidak diperlukan penambahan selama tidak ada kebocoran pada pipa-pipa atau peralatan pemanas, dan tidak memerlukan pembersihan karena bagian dalam coil pemanas tidak berkerak seperti pada Steam

KEUNGGULAN THERMAL OIL HEATER DIBANDINGKAN BOILER STEAM 

  1. Beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan kenapa harus memilih thermal oil
  1. Bekerja pada temperatur tinggi dengan tekanan rendah
  1. Temperatur control yang presisi
  1. Tidak memerlukan perawatan Oli
  1. Tidak ada heat losses dari condensate dan blowdown seperti pada steam boiler
  1. Tidak ada korosi pada bagian dalam pipa TOH
  1. Biaya pemeliharaan rendah
  1. Operasional Full Automatic dan mudah sehingga tidak memerlukan operator khusus

DESAIN 

  1. Thermal Oil bisa disuplai dalam konstruksi Vertikal guna menghemat ruangan dan efisien karena mempergunakan Integrated Beberapa jenis burner di desain bisa menggunakan udara panas dengan menggunakan “Air Pre Heater”, yaitu dengan memanfaatkan gas buang sisa pembakaran sehingga pembakaran bahan bakar (cair) lebih sempurna. Atau Thermal Oil di desain Horizontal, tergantung kebutuhan pengguna.

“Heating Coil” terbuat dari Seamless Boiler Tube yang dirol secara continuous. Setiap sambungan las dikerjakan dengan teliti, dan “Pressure Test” dengan media gas sampai 1,5 kali tekanan operasi. Oli mengalir didalam coil dengan kecepatan tertentu untuk menghindarkan overheating, yang dapat mengakibatkan kerusakan Oli akibat terbentuknya arang.

  1. Gas panas hasil pembakaran memanaskan aliran thermal oil diruang bakar sebagai panas radiasi dan selanjutnya memanaskan oil di coil konveksi melalui sela-sela antar coil dengan kecepatan yang tertentu dalam 3 pass dengan arah berlawanan dengan arah aliran thermal Turbulensi yang dihasilkan oleh gas selama melewati coil menghasilkan meningkatnya effisiensi Heater dan efek pembersihan coil dari jelaga yang mungkin menempel pada bagian luar coil.

INSTRUMENT THERMAL OIL 

  1. Setiap unit dilengkapi dengan aksesoris, termasuk didalamnya adalah:
  1. Heating Coil/unit TOH lengkap dengan cover
  1. Circulation Pump
  1. Expansion Tank
  1. Collecting Tank
  2. Valve-Valve
  3. Strainer
  1. Differential Pressure Switch atau Pressure Gauge with Switch
  1. Control Panel

“PERHATIAN” 

  1. Thermal oil heater bisa saja menjadi penyebab kecelakaan serius dan hal itu pernah terjadi. Maka pengguna mesin ini harus menjalankannya sesuai procedure. Operator yang menjalankan harus sudah mengikuti pelatihan operator TOH dan mengikuti petunjuk pengoprasian sesuai user manual yang telah diberikan oleh pembuat

PENJELASAN SISTEM

  1. Thermal oil heater adalah mesin penghasil panas dengan media Oli yang dipanaskan dalam pipa coil. Umumnya thermal oil memiliki instrument yang terdiri dari burner/mesin pembakar bahan bakar, pompa sirkulasi, tangki ekspansi, tangki penyimpanan oli, pipa-pipa dan panel kontrol.
  2. Coil TOH di desain berbentuk spiral, dipanaskan oleh burner berbahan bakar gas, solar/light oil, heavy oil/residu atau bahan bakar lain yang bertujuan untuk menaikan suhu Oli itu
  3. Oli yang telah bersirkulasi dipanaskan sampai temperatur 300 0C atau sesuai kebutuhan. Oli dipanaskan dalam pipa coil, kemudian ditransfer ke peralatan lain yang membutuhkan panas tersebut. Setela panas diambil/diserap, maka oli dikembalikan ke heater dengan dorongan pompa
  4. Expansion tank diperlukan dalam system untuk mengantisipasi peluapan ketika oli Tangki penyimpanan oli (collecting tank) juga dirangkaian dalam system untuk tempat penyimpanan oli, ketika keadaan darurat atau ketika dilakukan pemeliharaan.

KETENTUAN OLI YANG DISARANKAN 

  1. Persyaratan utama Oli untuk transfer panas yang ideal adalah:
  2. Titik didih tinggi
  1. Stabilitas panas yang baik
  2. Titik beku rendah
  3. Sifat perpindahan panas yang baik
  4. Tidak mudah teroksidasi
  5. Tidak beracun dan tidak berbau
  1. Contoh sifat-sifat Oli TOH adalah:
  1. Density/kepadatan pada 2000C 760 Kg/m³
  2. Spesific Heat 4 kJ/kgK
  3. Flash Point1800C
  4. Ignition Point/Titik Bakar 3700C
  5. Boiling point/Titik didih 3300C
  6. Pour point/titik tuang -180C
  7. Koefisien Thermal expansion 00076/ 0C

FLUE GAS TEMPERATURE LIMITER

  1. Temperature limiter dipasang untuk menghindari panas berlebih pada gas buang yang menggunakan bahan bakar liquid atau gas sebagai bahan bakar. Instrument ini juga berfungsi sebagai pendeteksi kebocoran Oli dalam ruang bakar. Jika hal itu terjadi, maka cairan akan terbakar dan meninggalkan jelaga yang terus menempel dan menumpuk, akhirnya akan menyebabkan panas yang berlebih pada gas

FLAME DETECTOR

  1. Ketika terjadi gagal api pada burner dengan bahan bakar cair atau gas, flame detector akan menangkap sinyal bahwa tidak adanya pembakaran di dalam ruang bakar. Maka flame detector akan memerintahkan burner untuk memutuskan suplai bahan bakar, sehingga tidak terjadi penumpukan bahan bakar di ruang
  2. Fungsi dari flame detector harus di periksa setiap hari dan dicatat. Tarik sensor api/flame detector dari soketnya lalu diuji dengan menutupi kaca flame detector tersebut, hanya untuk sebatas melihat fungsi system yang seharusnya bahan bakar tidak tersuplai dan berhenti segera secara

THERMAL OIL FLOW LIMITER 

  1. Flow limiter adalah peralatan safety untuk membaca aliran dalam coil. Pada umumnya menggunakan “differential pressure switch” yang diinstal pada outlet thermal oil heater. Beberapa pabrikan memasang “pressure gauge with switch” untuk membaca tekanan oli npada coil nya. Apabila tekanan kurang dari yang disarankan atau melebihi tekanan oprasi normal, maka burner akan dimatikan kan secara otomatis. Hal ini terjadi aapabila ditemukan penyumbatan pada pipa Oli atau pompa sirkulasi tidak berjalan

EXPANSION TANK LOW LEVEL 

  1. Pada expansion tank disarankan dilengkapi dengan pelampung level Oli. Setiap oli panas yang hilang akibat kebocoran ditunjukan dengan matinya Kebocoran ini biasanya ditemukan di pipa boiler, seal pompa sirkulasi, flange dan pipa di line system. Jika kebocoran ini terjadi didalam tungku pemanas, maka akan mengakibatkan ledakan.

KONTROL THERMAL OIL HEATER 

  1. Parameter utama dari thermal oil heater adalah dari temperature Tekanan tidak begitu berpengaruh karena perbedaan tekanan tidak akan mempengaruhi suhu oprasinya. Tekanan dalam system thermal oil pada dasarnya hanya tekanan pompa sirkulasi saja.
  2. Ketika suhu oli di dalam unit telah mencapai pengaturan batas suhu atas, input panas dari pembakaran burner (atau tungku) akan dihentikan, namun sirkulasi tetap terus Ketika suhu kembali menurun, maka burner akan menyala lagi setelah diperintah nyala oleh temperature controller.

BAB 2 PENGOPRASIAN DAN PEMELIHARAAN 

PERSYARATAN KOMPETENSI PERSONAL
  1. Thermal oil heater adalah salah satu type dari mesin transfer panas, harus dioperasikan di bawah pengawasan langsung dari orang yang kompeten yang telah mengikuti pelatihan pengoprasian

PERSIAPAN SEBELUM MENGOPRASIKAN THERMAL OIL HEATER 

  1. Prosedur berikut ini harus diikuti sebelum menyalakan unit thermal oil heater:
  1. Baca dengan seksama intruksi pengoprasian thermal oil heater secara
  2. Periksa kondisi TOH, lihat tekanan kerja dan suhu pengoprasian maksimum yang
  3. Periksa TOH dan instrument yang terpasang untuk memastikan masih bisa digunakan dalam kondisi
  4. Periksa sistem bahan bakar termasuk tangki bahan bakar dan valve nya.
  5. Bersihkan filter di selang bahan bakar minyak dan filter Oli (jika diperlukan).
  6. Periksa apakah level oli di tangki ekspansi normal dan semua pipa bebas dari
  7. Periksa apakah sistem elektrik bekerja dengan
  8. Periksa apakah ruang boiler bersih dan berventilasi
  9. Periksa ketersediaan

PROSEDUR MENYALAKAN THERMAL OIL HEATER DENGAN BAHAN NAKAR SOLAR ATAU GAS 

  1. Sebelum burner dinyalakan, ruang bakar harus benar-benar bersih untuk menghindari ledakan dari bahan bakar yang terkumpul dalam ruang Proses pembersihan harus diulang setiap kali pembakaran dimulai.
  2. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu Oli dari kondisi dingin menuju suhu operasi yang diperlukan harus mengikuti rekomendasi pembuat thermal

PEMANTAUAN SELAMA OPERASIONAL 

  1. Pengamatan berikut harus dilakukan dan dipantau terus-menerus saat mengoperasikan thermal oil
    1. Tekanan, temperature dan flow
    2. Level oli pada expansion
    3. Kondisi pembakaran di ruang bakar (untuk bahan bakar cair dan gas).
    4. Kebisingan dan guncangan pada pipa line yang disebabkan oleh adanya air di dalam
    5. Perbedaan temperature pada inlet dan outlet
    6. Setiap kebocoran yang ada di pipa, level gauge, flanges, dan seal pada pompa
    7. Kondisi jalannya pompa

DATA OPERASIONAL 

  1. Data berikut ini harus dibaca dan selalu
  1. Temperature inlet dan outlet TOH
  2. Tekanan Oli
  3. Flow rate Oli
  4. Level Oli pada expansion tank
  5. Temperature gas buang

PENCEGAHAN KECELAKAAN SECARA UMUM SAAT OPERASIONAL THERMAL OIL HEATER 

  1. Operator harus memperhatikan hal-hal berikut ini saat mengoperasikan thermal oil heater:
  1. Jangan membuka segel safety valve atau mencoba mengkalibrasi safety valve (jika terpasang).
  2. Jangan coba menyeting perangkat safety seperti pemutusan/cautout pada temperature tinggi.
  3. Jangan mengoperasikan sistem pada temperature dan tekanan tinggi melebihi tekanan dan temperature yang
  1. Jangan memodifikasi Thermal Oil Heater kecuali setelah mendapatkan persetujuan dari perusahaan
  2. Semua perangkat safety/pengaman otomatis harus diuji secara berkala sebagaimana diatur dalam instruction manual untuk memastikan bahwa perangkat bekerja dalam kondisi yang baik setiap
  3. Thermal oil heater dan instrument penunjang harus dijaga dan dipelihara dengan baik setiap saat. Pekerjaan overhaul harus dilakukan oleh perusahaan teknik dengan reputasi baik di bawah pengawasan seorang Boiler

PROSEDURE MEMATIKAN SISTEM THERMAL OIL 

  1. Operator harus memperhatikan hal-hal berikut ini saat mematikan/shutting down thermal oil heater:
    1. Setelah mematikan burner, pompa sirkulasi harus tetap beroprasi sampai temperature Oli dibawah 100 °C.
    2. Pendinginan diarahkan ke pompa sirkulasi, itu pun jika ada dan tidak boleh terganggu sampai suhu pompa telah turun selama waktu yang ditetapkan oleh pembuat thermal
    3. Direkomendasikan juga untuk menutup valve bahan bakar dan mengamankan suplai power/electrical jika plant ditutup dahulu untuk periode waktu yang

PERAWATAN RUTIN

  1. Untuk mempertahankan fungsi thermal oil agar tetap baik, point-point berikut ini harus diperhatikan:
    1. Sampel oli thermal oil harus diawasi inspector boiler, kemudian dibawa ke laboratorium untuk tujuan analisa rutinitas servis berkala. Hasil spesifikasi analisa di simpan dan dijadikan referensi
    2. Buku catatan referensi data thermal oil harus disimpan baik-baik oleh orang yang bertanggung jawab untuk dijadikan catatan dengan dicantumkan
    3. Pemeriksaan berkala thermal oil heater harus dilakukan dengan alat bantu keselamatan dan dilakukan secara
  1. Perangkat safety unit di TOH harus diperiksa secara berkala:
  • Setingan safety valve (jika dipasang)
  • Alarm aliran terendah (Low Flow)
  • Alarm aliran tertinggi (Hi Flow)
  • Alarm maximal high temperature yang diizinkan
  • Sirkulasi pompa/burner interlock
  • Alarm low level pada expansion tank
  • Alarm gagal pembakaran
  • Alarm high temperature flue gas/gas buang

KESALAHAN UMUM PADA PENGOPRASIAN THERMAL OIL HEATER 

  1. Over pressure/tekanan berlebih

Penyebab: 

  1. Penyumbatan di pipa
  1. Valve utama kondisi tertutup
  1. Kesalahan fungsi sirkulasi PRV (Pump Relieve Valve jika ada)

Perbaikan: 

  1. Periksa valve-valve dan pipa
  1. Periksa reliefe valve
  1. Laju aliran Oli rendah

Penyebab: 

  1. Filter kotor
  1. Performa pompa yang mengalami penurunan
  1. Valve utama sengaja dimatikan

Perbaikan: 

  1. Bersihkan filter
  1. Periksa putaran pompa dan motornya
  1. Check valve utama
  1. Temperature oli tinggi

Penyebab: 

  1. temperature control tidak berfungsi dengan baik
  1. flow rate/aliran Oli rendah
  1. kesalahan kalibrasi pada temperature controller

perbaikan: 

  1. check temperature control dan kalibrasikan dengan thermometer dengan akurat
  1. check pompa sirkulasi
  1. Low level pada expansion tank

Penyebab: 

  1. Kerusakan pada level controller
  1. Terjadi kebocoran pada system

Perbaikan: 

  1. Check level controller
  1. Check kebocoran di keseluruhan sistem
  1. Gagal penyalaan burner

Penyebab: 

  1. Filter tertutup atau ada air di bahan bakar
  1. Pompa bahan bakar rusak
  1. Kerusakan burner
  1. Flame detector/photo cell rusak

Perbaikan: 

  1. Bersihkan semua filter dan keluarkan air dari system
  1. Check system bahan bakar dan flame detector
  1. Temperature gas buang tinggi

Penyebab: 

  1. Kebocoran di pipa coil
  1. Ruang bakar kotor dan ada penyerapan bahan bakar
  1. Kesalahan rasio bahan bakar dan udara (komposisi bahan bakar dan udara tidak tepat)
  1. Filter udara tertutup

Perbaikan: 

  1. Bersihkan ruang bakar/chamber
  1. Bersihkan filter udara
  1. Periksa setiap kebocoran di pipa coil
  1. Differensial pressure tidak normal

Penyebab: 

Penyebab utamanya adalah aliran yang lambat

Perbaikan: 

  1. Bersihkan filter
  1. Periksa kecepatan pompa dan motor penggerak nya
  1. Check valve utama
  1. Kebisingan dan getaran

Penyebab: 

  1. Terdapat gas/udara atau air didalam system/pipa oli
  1. Buruk nya pipa Oli
  1. Ada air di dalam pipa system

Perbaikan: 

  1. Buang kandungan air di expansion tank
  1. Chek ventilasi udara
  1. Periksa seal pada pompa sirkulasi
  1. Catatan penting:
  1. Ketika thermal oil dimatikan karena kondisi abnormal ataupun karena sengaja dimatikan, maka pompa sirkulasi harus tetap dijalankan sekitar 15 menit atau lebih lama lagi sesuai dengan yang di anjurkan oleh pembuat thermaloil heater. Semua kondisi kerusakan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum thermal oil hendak dinyalakan
  2. Sebelum dilakukan perbaikan pada bagian/parts yang bertekanan, maka hal itu harus dilakukan di bawah pengawasan inspector boiler atau pabrik
  3. Pipa coil di thermal oil tidak boleh dikosongkang selama kondisi unit mesin thermal oil masih dalam keadaan panas, karena kemungkinan terjadinya kebakaran akan cenderung terjadi. Setiap kegiatan hot work seperti pengelasan ketika perbaikan akan menyebabkan situasi berbahaya seperti terjadinya
  4. Ketika suhu oli panas telah diturunkan, bagian dari mesin dapat diisolasi dan dikosongkan sampai kering kemudian dibilas untuk mencegah pembentukan campuran yang dapat meledak. gas inert juga dapat dimasukkan ke bagian yang diperbaiki selama proses hotwork.

PROSEDUR KESELAMATAN SAAT PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN

  1. Thermal oil heater harus dilengkapi dengan tangki ekspansi dengan kapasitas yang Pada tangki ekspansi harus terdapat indikator level (level glass) agar level dapat dengan mudah dibaca dan dipantau.
  2. Thermal oil heater dan instrument mesin itu harus ada di dalam ruang
  3. Valve inlet dan outlet pipa Oli harus bisa dikontrol dari luar unit untuk memudahkan pengawasan.
  1. Flange-flange tidak diperbolehkan untuk
  2. Spesifikasi mengenai Oli harus dilampirkan oleh supplier
  3. Penggunaan pada temperature tinggi saat oprasional tidak boleh melebihi batas kemampuan Oli.
  4. Ventilasi udara thermal oil harus dilengkapi dengan jala penangkal api yang Kelengkapan tersebut harus tetap bersih terutama dari cat untuk memastikan ventilasi yang efektif.
  5. Lembar peringatan harus ditampilkan di tempat yang mudah terlihat pada thermal oi heater untuk mengingatkan

“BERSIHKAN RUANG BAKAR SEBELUM BURNER DINYALAKAN, DAN BERKURANGNYA OLI BISA DILIHAT DARI LEVEL GLASS EXPANSION TANK”

  1. Thermal oil heater harus dioprasikan sesuai prosedur untuk menghindari kerusakan pada thermal oil heater dan keselamatan
  2. Oli bekas yang yang kondisinya rusak todak boleh digunakan lagi. Pemilik thermal oil harus melaporkan ke pihak lembaga kebersihan lingkungan untuk cara pembuangan oli yang

BAB 4

PENCEGAHAN KEBAKARAN, PEMADAMAN KEBAKARAN DAN PERALATANNYA 

BAHAYA KEBAKARAN 

  1. Bahan bakar cair menguap pada tingkat suhu yang berbeda-beda. Bahan bakar yang tidak stabil adalah bahan bakar yang mudah menguap pada temperature lebih rendah. Dengan ditambah dengan jumlah udara yang tepat, uap bahan bakar ini akan membentuk campuran yang mudah menyala dan meledak. Jika kemudian ada sedikit pengapian, maka akan terjadi ledakan yang menghancurkan. Kemampuan ledakan dari proses tersebut akan melebihi daya ledak dari bahan bakar padat. Satu gelas bensin, memiliki potensi daya ledak 2,26 kg (5 lb) dinamit.
  2. Bahaya kebakaran dalam thermal oil lebih berbahaya dari boiler, karena Oli sendiri merupakan bahan yang mudah terbakar. Ketika oli panas bertemu dengan api, maka oli itu adalah bahan bakar.
  3. Api akan menyebabkan retakan panas sedangkan rantai molekul Oli putus membentuk zat bituminous dan gas beracun. flash point/titik bakar yang lebih rendah adalah akibat dari retakan
  4. Temperature kerja TOH biasanya berdasarkan dari boiling point Oli dan diatur bekerja pada suhu dibawah suhu Meskipun supplier mengatakan bahwa temperature bisa dipanasi lagi lebih dari ketentuan, tetapi potensi bahaya dari jenis pemanas ini tidak boleh diabaikan.
  5. Ketika oli panas bcor dari unit thermal oil ke luar menuju ruang atmosfir karena disebabkan kebocoran dari flange-flange atau pipa coil, kemungkinan berpotensi terbakar bisa saja Yang lebih parahnya lagi, sebuah ledakan akan terjadi jika kebocoran terjadi di dalam ruang bakar thermal oil heater atau ke ruangan boiler dengan ventilasi yang buruk.
  6. Banyak factor yang menyebabkan kerusakan pada pipa, seperti penumpukan jelaga pembakaran sehingga menyebabkan pemanasan yang tidak merata ke coil pipa. Selain itu, pembakaran dengan api besar terhadap pipa yang masih dingin pada saat start awal juga dapat menyebabkan kerusakan

PENCEGAHAN 

  1. Pencegahan terhadap tangki penyimpanan bahan bakar cair meliputi:
  1. Membuang cairan lain yang terkumpul di luar tangki atau pipa yang
  1. Menghindari dari kemungkinan terjadinya percampuran uadara dan bahan bakar yang dapat menyebabkan
  1. Sebuah kotak berisi pasir harus tersedia di beberapa tempat, dan juga ventilasi udara harus tetap diperhatikan terutama di unit ysng menggunakan bahan bakar gas. Ketika terjadi kebocoran, maka pasokan bahan bakar harus dihentikan segera untuk menghindari kemungkinan
  2. Limbah oli yang terbuang dapat terbakar jika ada pemicu sumber panas lain, seperti api atau percikan. Ini dinamakan dengan pengapian spontan. Oleh karena itu limbah minyak harus ditampung didalam drum berbahan logam dan dengan diisi air untuk mencegah pengapian spontan tersebut. Limbah harus dibuang sesegera
  3. Pada umumnya, cara pencegahan yang terbaik terhadap potensi kebakaran adalah dengan sikap peduli kebersihan, membuang sampah/limbah yang berpotensi terjadi kebakaran dan pengetahuan tentang potensi bahaya. Ledakan ketika mengoprasikan thermal oil atau boiler kebanyakan disebabkan karena kurangnya kepedulian dan tidak adanya pengetahuan tentang potensi bahaya.

PEMADAMAN KEBAKARAN 

  1. Jika terjadi kebakaran di ruang boiler, yang harus dilakukan oleh operator boiler/thermal oil adalah:
    1. Menyalakan
  2. Hubungi bagian layanan
  3. Membatasi pasokan udara keruang boiler/thermal oil dengan menutup jendela dan
  4. Memutuskan suplai bahan bakar ke
  5. Padamkan api dengan alat pemadam
  1. Kebakaran oil – jika pemadaman menggunakan air, maka penyemprotan oli dilakukan dengan menggunakan nozzle khusus. Air akan mendinginkan oli sehingga menurunkan suhu dan menurunkan titik bakar/flash point. Bagaimanapun juga, penyemprotan jangan diberikan terlalu banyak, karena oli akan berposisi di atas air yang tergenang (mengapung), sehingga berpotensi menjadi api kecil yang akan menjadi besar. Busa adalah material pemadam yang paling Setidaknya 9 liter busa (1 tabung APAR) idealnya ditempatkan di tiap ruang boiler. Busa menumpang diatas permukaan Oli dan berfungsi sebagai selimut sehingga menutup pasokan oksigen untuk pembakaran. Pasir kering juga dapat digunakan di area kecil, untuk mecegah penyebaran oli. Suplai bahan bakar oli ke boiler harus dimatikan. Oleh karena itu, shut off valve dipasang di line/jalur pipa bahan bakar yang ditempatkan diluar ruang boiler.
  2. Kebakaran elektrikal – dalam hal kebakaran listrik atau kbakaran di area listrik, maka pemadam yang digunakan harus bersifat non-konduktor, jika tidak, maka pemadam bisa tersengat Bubuk kering pemadam dan CO2 (karbon dioksida) cocok digunakan untuk pemadam kebakaran listrik.

PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 

  1. Beberapa alat pemadam kebakaran portable yang digunakan untuk memadamkan api dari penyebab oli dan listrik akan dijelaskan di bawah

PEMADAM BUSA/FOAM 

  1. Biasanya terdiri dari 2 bagian, bagian penampung dalam dan bagian chasing luar. Bagian luar adalah lapisan baja dan penampung dalam terbuat dari tembaga. Bagian penampung dalam berisi aluminium sulfat dan bagian penampung luar berisi soda karbonat. Cara menggunakannya hanya dengan membalikan
  2. Busa disemprotkan ke jarak 6 s/d 9 meter. Sekali pemadaman akan mengeluarkan 90 liter busa. Busa harus diarahkan langsung ke
  3. Bahan pemadam busa cocok untuk kebakaran oli. Busa tidak boleh digunakan untuk pemadaman api listrik, karena bersifat konduktor dan dapat menyebabkan sengatan listrik yang berakibat

PEMADAM BUBUK KERING 

  1. Pemadam ini cocok untuk kebakaran minyak serta kebakaran Bubuk kering bersifat non- konduktor listrik, non-korosif, non-abrasif, tidak beracun.
  2. Untuk menggunakan alat pemadam, tarik clip safety dan tekan knob bagian atas tabung alat. Bubuk stainless steel harus dilepaskan. Panjang 7,62 meter, lebar 1,82 meter, dalam 1,21 meter. Durasi debit sekitar 28 detik dan debit bisa

PEMADAM KARBON DIOKSIDA 

  1. Karbon dioksida adalah non-konduktor listrik. Alat pemadam ini dapat digunakan pada kebakaran yang melibatkan peralatan

KODE WARNA ALAT PEMADAM 

  1. Untuk membedakan jenis pemadam, maka dibedakan dengan warna sesuai dengan pengkodean yang ditentukan oleh instansi pemadam

Pengkodean warna sesuai type pemadam Tipe                                        Warna

Air                                   merah

Busa                                cream

Karbon dioksid                 Hitam

Bubuk kering                    Biru

API SERAPAN 

  1. Jelaga dan karbon yang terbuang akan menempel pada dinding ducting ataupun cerobong. Pada saat yang cukup lama jelaga ini akan menumpuk dan bila gas buang dikeluarkan (bahan bakar gas) makan sedikitnya akan tersimpan di jelaga dan karbon Jika kebakaran hasil

serapan ini terjadi, maka akan sangat sullit untuk dipadamkan disebabkan bara api yang terkumpul diserapan api tersbut.

  1. Ketika terjadi kebakaran akibat api serapan, maka pasokan bahan bakar harus segera dihentikan dan dumper penyuplai udara pun harus ditutup, karena api akan membesar jika ada oksigen yang masuk. Pemadaman harus disiran dengan air yang berlimpah, jika tidak, maka uap air yang sedikit akan menimbulkan uap api kembali. Penyiraman air juga harus dilakukan ke sekitar area yang terbakar untuk menghindari pelebaran
  2. Untuk mencegah api serapan, harus dilakukan maintenance yang berkala untuk mengindari penumpukan jelaga dan karbon pada ducting maupun cerobong. Operator harus teliti dalam penyetingan komposisi bahan bakar dan udara pada burner untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna. Jika komposisi bahan bakar dan udara yang tersuplai ke burner tidak pas, maka hal itu akan menimbulkan jelaga yang pekat

KETENTUAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN 

  1. User paling tidak harus menyediakan masing -masing jenis pemadam, diantaranya:
  2. 2 tabung/ 9 liter busa pemadam
  3. 1 pemadam elektrik (powder atau karbon dioksida).
  4. Operator, pengawas dan pekerja yang bekerja disekitar boiler/thermal oil heater harus melakukan latihan kebakaran setidaknya 1 kali setiap 3 Latihannya meliputi:Mengidentifikasi jenis
  5. Mengidentifikasi jenis pemadam yang
  6. Prosedur lain yang harus
  7. Prosedur penanggulangan kebakaran harus di temple di luar ruangan boiler/thermal
  8. Buka catatan latihan kebakaran yang didalamnya dicatat nama, tanda tangan orang yang berpartisipasi dan tanggal latihan kebakaran harus disimpan diruang boiler/thermal oil untuk pemeriksaan.

PENGETAHUAN DASAR PEMBAKARAN

Bahan bakar cair (misalnya minyak diesel) dan bahan bakar gas adalah bahan bakar hidrokarbon yang mengandung molekul terdiri dari atom karbon dan hidrogen. Molekul hidrokarbon dapat ditulis sebagai CmHn, di mana m dan n adalah variabel integer yang menunjukkan jumlah atom karbon dan atom hidrokarbon membangun molekul masing-masing. Kedua atom karbon dan atom hidrogen dapat bereaksi dengan oksigen kimiawi di bawah suhu tinggi. Proses kimia ini lebih dikenal sebagai pembakaran. Beberapa kotoran yang ada dalam bahan bakar dan juga mengalami perubahan kimia selama pembakaran. Produk yang berbahaya dapat dihasilkan tergantung pada jenis kotoran seperti belerang dapat membentuk oksida asam. Namun, kotoran biasanya menempati bagian yang sangat kecil dalam bahan bakar. Operasional yang hati-hati dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan efek dari produk pengotor yang berbahaya.

Molekul hidrokarbon bergabung dengan oksigen pada suhu tinggi untuk membentuk karbon dioksida dan air. Pada saat yang sama, jumlah panas yang besar juga dihasilkan. Bagian dari energi panas ini berguna pada saat digunakan untuk mempertahankan suhu tinggi yang menguntungkan untuk pembakaran (proses kimia) dari bahan bakar, sementara sebagian dari panas ini diekstrak untuk digunakan. Dalam hal ini, panas digunakan untuk menaikkan suhu minyak panas. Rumus Kimia Persamaan:

CmHn + (m + n / 4) O2 = mCO2 + (n / 2) H2O + HEAT

 Air mengandung sekitar 20% volume oksigen. Ini adalah sumber oksigen murah untuk pembakaran. Dari persamaan kimia, dapat dilihat bahwa jumlah minimal tertentu oksigen, atau udara, diperlukan untuk bahan bakar hidrokarbon tertentu untuk membakar sempurna. Bagi kebanyakan thermal oil heater, udara diatur 20-50%. Udara yang berlebihan akan menurunkan efisiensi boiler, menyebabkan ketidakstabilan api dan membuat suhu gas buang tinggi dan tidak diinginkan. Jumlah udara tergantung pada bahan bakar m dan n bervariasi dengan jenis atau pasokan bahan bakar. Operator harus berkonsultasi dengan pemasok bahan bakar dan supplier burner untuk rasio udara/bahan bakar yang optimal. Operator harus menyesuaikan asupan udara untuk membangun api optimal. Api optimal adalah api yang stabil, yaitu api yang pada cerobong gas buangnya tidak berwarna (bersih).

burner yang menyuntikkan gas atau bahan bakar diesel yang bercampur dengan udara dari blower. Turbulensi yang dihasilkan oleh udara secara menyeluruh mencampur partikel bahan bakar dan udara menghasilkan banyak reaksi kontak permukaan antara molekul hidrokarbon dan molekul oksigen. Jika keluar api, panas akan menyebabkan proses kimia yang dijelaskan di atas terjadi dan mempertahankan nyala api. Jika tidak ada api tapi percikan api diproduksi, percikan suhu tinggi (2000 °C atau di atasnya) memulai proses pembakaran dan menciptakan api. Proses pembakaran

adalah dengan sendirinya dan api terus berlanjut selama ada bahan bakar dan udara yang cukup yang tersedia dan dicampur pada rasio yang benar.

Minyak diesel/solar bahkan bisa menguap pada suhu kamar. Penguapan pada dasarnya mirip dengan bahan bakar gas dan mudah terbakar. Setelah api telah padam atau boiler telah ditutup, minyak diesel menguap dan bercampur dengan udara di dalam tungku. Campuran ini mudah terbakar dan sangat berbahaya. Jika ada material panas hadir mungkin memicu pembakaran yang sangat cepat dengan sejumlah besar panas yang dilepaskan dalam waktu yang sangat singkat atau lebih tepatnya, sebuah ledakan dapat terjadi. Sebuah percikan untuk pengapian cukup untuk menyebabkan ledakan tersebut. Hal ini dapat terjadi jika operator mencoba untuk menyalakan api di dalam ruang bakar untuk penyalaan awal tanpa mengetahui bahwa ada bahan yang mudah meledak. Hal serupa berlaku pada bahan bakar gas. Operator harus mengambil tindakan pencegahan untuk menghilangkan akumulasi campuran peledak. Aturannya adalah untuk membersihkan tungku setiap kali sebelum mencoba untuk menyalakan api dan untuk membersihkan ruang bakar setelah pemadaman api. Jangan pernah mencoba untuk menyalakan api menggunakan panas dari ruang bakar. Dalam situasi seperti itu, sejumlah besar bahan bakar diinjeksikan ke dalam tungku, menjadi pemicu yang sangat baik untuk campuran bahan bakar dan udara, dan kemudian menjadi sebuah ledakan.

Selama proses pengapian, bahan bakar dibuat partikel kecil dengan cara dikabutkan oleh burner pada tekanan tinggi atau disuntikan melalui nozzle gas yang bercampur dengan udara. Ini adalah campuran yang mudah terbakar dan harus dibakar sebelum campuran tersebut keluar banyak dari burner. Jika pemicu api tidak nyala, maka suplai campuran tersebut sudah banyak keluar dan disemprotkan dan hal ini sangat mudah memicu ledakan. Dalam kasus ini, operator tidak harus berusaha untuk mnyalakan api, operator hanya cukup membuang bahan bakar yang tidak terbakar dan sebelumnya menutup suplai bahan bakar. Operator harus memeriksa kerusakan dari gagal api dalam system pembakaran burner tersebut. Kebanyakan, control pembakaran otomatis dipasang pada thermal oil dan akan secara otomatis melakukan control dan upaya yang disebutkan di atas, terkecuali memeriksa sistem. Bagaimanapun juga, operator harus mengambil konsekwensi, saat ada kesalahan system otomatis, system harus diubah ke manual dan operator harus melakukan pekerjaan diatas secara manual.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *